Weekly post

  • Tulang Penyusun Rangka Tubuh Manusia


    tulang pada tubuh manusia
    Coba deh kamu berjalan ke cermin, lalu perhatikan tubuh kamu. Kok bisa ya tubuh kita mempunyai bentuk seperti itu? Hal ini, dikarenakan oleh rangka (tulang) dan otot yang membentuknya. Selain tempat untuk melekatnya otot, rangka juga berfungsi untuk melindungi organ dalam. Rangka juga membentuk sistem gerak yang memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, rangka tersusun dari banyak tulang dan masing-masing memiliki fungsi yang beragam. Lalu, apa saja tulang yang menyusun rangka tubuh manusia?
    rangka manusia 206 tulang.jpg
    Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh kita terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kerangka aksial dan kerangka apendikular. Kerangka aksial meliputi 80 tulang pada manusia, sedangkan kerangka apendikular terdiri dari 126 tulang.
    rangka tubuh manusia
    sumber gambar: britannica.com
    • KERANGKA AKASIAL
    Kerangka aksial berfungsi untuk melindungi organ dan memelihara postur tubuh. Tulang yang termasuk dalam kerangka aksial antara lain;
    • Tulang Tengkorak
    • Tulang belakang
    • Tulang Rusuk dan Tulang Dada.
    • 7 pasang “tulang rusuk sejati” (true ribs)
    • 3 pasang “tulang rusuk palsu” (false ribs), dan
    • 2 pasang “tulang rusuk melayang” (floating ribs)
    • Anggota Gerak Atas,
    • Anggota Gerak Bawah, dan
    • Tulang Panggul
    • 2 tulang usus (ilium),
    • 2 tulang kemaluan (ischium), dan
    • 2 tulang duduk (pubis)

    • Tulang Tengkorak (Skull)

    rangka tubuh manusia

    Tulang tengkorak tersusun dari 22 tulang yang bergabung bersama, kecuali bagian rahang (mandibula). Tulang ini berperan dalam membentuk kepala manusia dan melindungi organ dalam, seperti otak dan mata. Bagian-bagian pada tulang tengkorak terdiri dari kraniummandibula, dan maksila.
    • Tulang Belakang (Vertebrae)
    rangka tubuh manusia
    sumber gambar: http://teachmeanatomy.info
    Fungsi dari tulang ini adalah untuk menopang bagian tubuh lainnya. Tulang belakang pada manusia terdiri dari 26 ruas. Bagian-bagian pada tulang belakang dibedakan berdasarkan lokasinya;
    • Leher – 7 ruas
    • Bagian Dada/Punggung – 12 ruas
    • Pinggang – 5 ruas
    • Sacrum – 1 ruas
    • Tulang Ekor – 1 ruas

    • Tulang Rusuk dan Tulang Dada (Ribs & Sternum)
    rangka tubuh manusia
    sumber gambar: https://howshealth.com
    Tulang rusuk dan dada berfungsi untuk melindungi organ jantung dan paru-paru. Tulang rusuk bergabung dengan tulang dada karena dihubungkan oleh tulang rawan yang bernama kosta.
    Pada bagian toraks (rongga dada) kita, terdapat 12 pasang tulang rusuk dan dada. Susunannya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu;
    • KERANGKA APENDIKULAR
    Fungsi utama dari kerangka apendikular adalah sebagai penggerak tubuh. Tulang yang termasuk ke dalam kerangka apendikular di antaranya adalah;
    • Anggota Gerak Atas (Upper Limbs)
    rangka tubuh manusia
    sumber gambar: https://humananatomy-libs.com
    Tangan atau lengan merupakan anggota gerak bagian atas. Tulang pada bagian lengan terdiri dari tulang lengan atas (humerus), pengumpil (radius), dan hasta (ulna). Selain itu, tulang pada bagian telapak tangan disebut juga dengan metakarpal.
    • Anggota Gerak Bawah (Lower Limbs)
    rangka tubuh manusia
    Manusia menggunakan kaki sebagai anggota gerak bagian bawah. Tulang pada kaki terdiri dari tulang paha (femur), betis (fibula), dan tulang kering (tibia). Sementara bagian telapak kaki tersusun dari tulang yang bernama metatarsal.
    • Tulang Panggul (Pelvic Girdle)
    rangka tubuh manusia
    sumber gambar: http://www.123tagged.com
    Tulang panggul atau gelang panggul berfungsi untuk menghubungkan kaki dengan kerangka aksial. Bagian-bagian tulang panggul terdiri atas;
    rangka tubuh manusia
    Coba deh kamu menyebutkan nama latin dari anggota gerak jika sedang mengobrol dengan teman kalian. Pasti RG Squad akan terlihat lebih keren lho. Ini sekaligus untuk membantu menghafal pelajaran mengenai tulang penyusun rangka kita dong. Belajar, kan, jadi lebih seru kalau dilakukan sambil bermain!
    Kalau kamu ingin mempelajari materi sambil diskusi bersama tutor dan teman-teman di seluruh Indonesia, yuk daftar ruangguru digitalbootcamp sekarang!

  • Hukum gerak Newton


    Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
    Hukum Newton pertama dan kedua, dalam bahasa Latin, dari edisi asli journal Principia Mathematica tahun 1687.
    Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir 3 abad,[1] dan dapat dirangkum sebagai berikut:
    1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut.[2][3][4] Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan). Hal ini berlaku jika dilihat dari kerangka acuan inersial.
    2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linearbenda tersebut terhadap waktu.
    3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.
    Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam karyanya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687.[5] Newton menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda fisik maupun sistem.[6] Contohnya dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan bahwa dengan menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum gravitasi umum, ia dapat menjelaskan hukum pergerakan planet milik Kepler.

    Tinjauan

    Hukum Newton diterapkan pada benda yang dianggap sebagai partikel,[7] dalam evaluasi pergerakan misalnya, panjang benda tidak dihiraukan, karena objek yang dihitung dapat dianggap kecil, relatif terhadap jarak yang ditempuh. Perubahan bentuk (deformasi) dan rotasi dari suatu objek juga tidak diperhitungkan dalam analisisnya. Maka sebuah planet dapat dianggap sebagai suatu titik atau partikel untuk dianalisis gerakan orbitnya mengelilingi sebuah bintang.
    Dalam bentuk aslinya, hukum gerak Newton tidaklah cukup untuk menghitung gerakan dari objek yang bisa berubah bentuk (benda tidak padat). Leonard Euler pada tahun 1750 memperkenalkan generalisasi hukum gerak Newton untuk benda padat yang disebut hukum gerak Euler, yang dalam perkembangannya juga dapat digunakan untuk benda tidak padat. Jika setiap benda dapat direpresentasikan sebagai sekumpulan partikel-partikel yang berbeda, dan tiap-tiap partikel mengikuti hukum gerak Newton, maka hukum-hukum Euler dapat diturunkan dari hukum-hukum Newton. Hukum Euler dapat dianggap sebagai aksioma dalam menjelaskan gerakan dari benda yang memiliki dimensi.[8]
    Ketika kecepatan mendekati kecepatan cahaya, efek dari relativitas khusus harus diperhitungkan.[9]

    Hukum pertama Newton

    Berkas:First law.ogv
    Walter Lewin menjelaskan hukum pertama Newton (dalam bahasa Inggris).(MIT Course 8.01)[10]
    Lex I: Corpus omne perseverare in statu suo quiescendi vel movendi uniformiter in directum, nisi quatenus a viribus impressis cogitur statum illum mutare.
    Hukum I: Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.[11]
    Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatanbenda tersebut konstan. Dirumuskan secara matematis menjadi:
    Artinya:
    • Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
    • Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
    Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari hukum inersia yang sudah pernah dideskripsikan oleh Galileo. Dalam bukunya Newton memberikan penghargaan pada Galileo untuk hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda memilik tempat asal di alam semesta: benda berat seperti batu akan berada di atas tanah dan benda ringan seperti asap berada di langit. Bintang-bintang akan tetap berada di surga. Ia mengira bahwa sebuah benda sedang berada pada kondisi alamiahnya jika tidak bergerak, dan untuk satu benda bergerak pada garis lurus dengan kecepatan konstan diperlukan sesuatu dari luar benda tersebut yang terus mendorongnya, kalau tidak benda tersebut akan berhenti bergerak. Tetapi Galileo menyadari bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan benda tersebut (percepatan), tetapi untuk mempertahankan kecepatan tidak diperlukan gaya. Sama dengan hukum pertama Newton: Tanpa gaya berarti tidak ada percepatan, maka benda berada pada kecepatan konstan.

    Hukum kedua Newton

    Walter Lewin menjelaskan hukum dua Newton dengan menggunakan gravitasi sebagai contohnya.(MIT OCW)[12]
    Hukum kedua menyatakan bahwa total gaya pada sebuah partikel sama dengan banyaknya perubahan momentum linier p terhadap waktu:
    Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem dengan massa konstan,[13][14][15] variabel massa (sebuah konstan) dapat dikeluarkan dari operator diferensial dengan menggunakan aturan diferensiasi. Maka,
    Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang berbanding lurus.
    Massa yang bertambah atau berkurang dari suatu sistem akan mengakibatkan perubahan dalam momentum. Perubahan momentum ini bukanlah akibat dari gaya. Untuk menghitung sistem dengan massa yang bisa berubah-ubah, diperlukan persamaan yang berbeda.
    Sesuai dengan hukum pertama, turunan momentum terhadap waktu tidak nol ketika terjadi perubahan arah, walaupun tidak terjadi perubahan besaran. Contohnya adalah gerak melingkar beraturan. Hubungan ini juga secara tidak langsung menyatakan kekekalan momentum: Ketika resultan gaya yang bekerja pada benda nol, momentum benda tersebut konstan. Setiap perubahan gaya berbanding lurus dengan perubahan momentum tiap satuan waktu.
    Hukum kedua ini perlu perubahan jika relativitas khusus diperhitungkan, karena dalam kecepatan sangat tinggi hasil kali massa dengan kecepatan tidak mendekati momentum sebenarnya.

    Impuls

    Impuls J muncul ketika sebuah gaya F bekerja pada suatu interval waktu Δt, dan dirumuskan sebagai[16][17]
    Impuls adalah suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis tumbukan.[18]

    Sistem dengan massa berubah

    Sistem dengan massa berubah, seperti roket yang bahan bakarnya digunakan dan mengeluarkan gas sisa, tidak termasuk dalam sistem tertutup dan tidak dapat dihitung dengan hanya mengubah massa menjadi sebuah fungsi dari waktu di hukum kedua.[14] Alasannya, seperti yang tertulis dalam An Introduction to Mechanics karya Kleppner dan Kolenkow, adalah bahwa hukum kedua Newton berlaku terhadap partikel-partikel secara mendasar.[15] Pada mekanika klasik, partikel memiliki massa yang konstant. Dalam kasus partikel-partikel dalam suatu sistem yang terdefinisikan dengan jelas, hukum Newton dapat digunakan dengan menjumlahkan semua partikel dalam sistem:
    dengan Ftotal adalah total gaya yang bekerja pada sistem, M adalah total massa dari sistem, dan apm adalah percepatan dari pusat massa sistem.
    Sistem dengan massa yang berubah-ubah seperti roket atau ember yang berlubang biasanya tidak dapat dihitung seperti sistem partikel, maka hukum kedua Newton tidak dapat digunakan langsung. Persamaan baru digunakan untuk menyelesaikan soal seperti itu dengan cara menata ulang hukum kedua dan menghitung momentum yang dibawa oleh massa yang masuk atau keluar dari sistem:[13]
    dengan u adalah kecepatan dari massa yang masuk atau keluar relatif terhadap pusat massa dari objek utama. Dalam beberapa konvensi, besar (u dm/dt) di sebelah kiri persamaan, yang juga disebut dorongan, didefinisikan sebagai gaya (gaya yang dikeluarkan oleh suatu benda sesuai dengan berubahnya massa, seperti dorongan roket) dan dimasukan dalam besarnya F. Maka dengan mengubah definisi percepatan, persamaan tadi menjadi

    Sejarah

    Hukum kedua Newton dalam bahasa aslinya (latin) berbunyi:
    Lex II: Mutationem motus proportionalem esse vi motrici impressae, et fieri secundum lineam rectam qua vis illa imprimitur.
    Diterjmahkan dengan cukup tepat oleh Motte pada tahun 1729 menjadi:
    Law II: The alteration of motion is ever proportional to the motive force impress'd; and is made in the direction of the right line in which that force is impress'd.
    Yang dalam Bahasa Indonesia berarti:
    Hukum Kedua: Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung gaya benda.

    Hukum ketiga Newton

    Hukum Ketiga Newton. Para pemain sepatu luncur es memberikan gaya pada satu sama-lain dengan besar yang sama tetapi berlawanan arah.
    Berkas:Thirdlaw.ogv
    Penjelasan hukum ketiga Newton.[19]
    Benda apapun yang menekan atau menarik benda lain mengalami tekanan atau tarikan yang sama dari benda yang ditekan atau ditarik. Kalau anda menekan sebuah batu dengan jari anda, jari anda juga ditekan oleh batu. Jika seekor kuda menarik sebuah batu dengan menggunakan tali, maka kuda tersebut juga "tertarik" ke arah batu: untuk tali yang digunakan, juga akan menarik sang kuda ke arah batu sebesar ia menarik sang batu ke arah kuda.
    Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya adalah interaksi antara benda-benda yang berbeda,[20] maka tidak ada gaya yang bekerja hanya pada satu benda. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B secara bersamaan akan mengerjakan gaya dengan besar yang sama pada benda A dan kedua gaya segaris. Seperti yang ditunjukan di diagram, para peluncur es (Ice skater) memberikan gaya satu sama lain dengan besar yang sama, tetapi arah yang berlawanan. Walaupun gaya yang diberikan sama, percepatan yang terjadi tidak sama. Peluncur yang massanya lebih kecil akan mendapat percepatan yang lebih besar karena hukum kedua Newton. Dua gaya yang bekerja pada hukum ketiga ini adalah gaya yang bertipe sama. Misalnya antara roda dengan jalan sama-sama memberikan gaya gesek.
    Secara sederhananya, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan tidak pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu memiliki dua ujung. Setiap ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah cerminan dari ujung lainnya.
    Secara matematis, hukum ketiga ini berupa persamaan vektor satu dimensi, yang bisa dituliskan sebagai berikut. Asumsikan benda A dan benda B memberikan gaya terhadap satu sama lain.
    Dengan
    Fa,b adalah gaya-gaya yang bekerja pada A oleh B, dan
    Fb,a adalah gaya-gaya yang bekerja pada B oleh A.
    Newton menggunakan hukum ketiga untuk menurunkan hukum kekekalan momentum,[21] namun dengan pengamatan yang lebih dalam, kekekalan momentum adalah ide yang lebih mendasar (diturunkan melalui teorema Noether dari relativitas Galileo dibandingkan hukum ketiga, dan tetap berlaku pada kasus yang membuat hukum ketiga newton seakan-akan tidak berlaku. Misalnya ketika medan gaya memiliki momentum, dan dalam mekanika kuantum.

    Pentingnya hukum Newton dan jangkauan validitasnya

    Hukum-hukum Newton sudah diverifikasi dengan eksperimen dan pengamatan selama lebih dari 200 tahun, dan hukum-hukum ini adalah pendekatan yang sangat baik untuk perhitungan dalam skala dan kecepatan yang dialami oleh manusia sehari-hari. Hukum gerak Newton dan hukum gravitasi umum dan kalkulus, (untuk pertama kalinya) dapat memfasilitasi penjelasan kuantitatif tentang berbagai fenomena-fenomena fisis.
    Ketiga hukum ini juga merupakan pendekatan yang baik untuk benda-benda makroskopis dalam kondisi sehari-hari. Namun hukum newton (digabungkan dengan hukum gravitasi umum dan elektrodinamika klasik) tidak tepat untuk digunakan dalam kondisi tertentu, terutama dalam skala yang amat kecil, kecepatan yang sangat tinggi (dalam relativitas khususfaktor Lorentzmassa diam, dan kecepatan harus diperhitungkan dalam perumusan momentum) atau medan gravitasi yang sangat kuat. Maka hukum-hukum ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena seperti konduksi listrik pada sebuah semikonduktor, sifat-sifat optik dari sebuah bahan, kesalahan pada GPSsistem yang tidak diperbaiki secara relativistik, dan superkonduktivitas. Penjelasan dari fenomena-fenomena ini membutuhkan teori fisika yang lebih kompleks, termasuk relativitas umum dan teori medan kuantum.
    Dalam mekanika kuantum konsep seperti gaya, momentum, dan posisi didefinsikan oleh operator-operator linier yang beroperasi dalam kondisi kuantum, pada kecepatan yang jauh lebih rendah dari kecepatan cahaya, hukum-hukum Newton sama tepatnya dengan operator-operator ini bekerja pada benda-benda klasik. Pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, hukum kedua tetap berlaku seperti bentuk aslinya F = dpdt, yang menjelaskan bahwa gaya adalah turunan dari momentum suatu benda terhadap waktu, namun beberapa versi terbaru dari hukum kedua tidak berlaku pada kecepatan relativistik.

    Hubungan dengan hukum kekekalan

    Di fisika modern, hukum kekekalan dari momentumenergi, dan momentum sudut berlaku lebih umum daripada hukum-hukum Newton, karena mereka berlaku pada cahaya maupun materi, dan juga pada fisika klasik maupun fisika non-klasik.
    Secara sederhana, "Momen, energi, dan momentum angular tidak dapat diciptakan atau dihilangkan."
    Karena gaya adalah turunan dari momen, dalam teori-teori dasar (seperti mekanika kuantumelektrodinamika kuantumrelativitas umum, dsb.), konsep gaya tidak penting dan berada dibawah kekekalan momentum.
    Model standar dapat menjelaskan secara terperinci bagaimana tiga gaya-gaya fundamental yang dikenal sebagai gaya-gaya gauge, berasal dari pertukaran partikel virtual. Gaya-gaya lain seperti gravitasi dan tekanan degenerasi fermionik juga muncul dari kekekalan momentum. Kekekalan dari 4-momentum dalam gerak inersia melalui ruang-waktu terkurva menghasilkan yang kita sebut sebagai gaya gravitasi dalam teori relativitas umum.
    Kekekalan energi baru ditemukan setelah hampir dua abad setelah kehidupan Newton, adanya jeda yang cukup panjang ini disebabkan oleh adanya kesulitan dalam memahami peran dari energi mikroskopik dan tak terlihat seperti panas dan cahaya infra-merah.

    Lihat juga

    Referensi dan catatan kaki

    1. ^
    2. ^ Halliday
    3. ^ Browne, Michael E. (1999-07). Schaum's outline of theory and problems of physics for engineering and science (Series: Schaum's Outline Series). McGraw-Hill Companies. hlm. 58. ISBN 9780070084988.
    4. ^ Holzner, Steven (2005-12). Physics for Dummies. Wiley, John & Sons, Incorporated. hlm. 64. ISBN 9780764554339.
    5. ^ Lihat Principia secara daring di Andrew Motte Translation
    6. ^ Andrew Motte translation of Newton's Principia (1687) Axioms or Laws of Motion
    7. ^ [...]while Newton had used the word 'body' vaguely and in at least three different meanings, Euler realized that the statements of Newton are generally correct only when applied to masses concentrated at isolated points;Truesdell, Clifford A.; Becchi, Antonio; Benvenuto, Edoardo (2003). Essays on the history of mechanics: in memory of Clifford Ambrose Truesdell and Edoardo Benvenuto. New York: Birkhäuser. hlm. 207. ISBN 3764314761.
    8. ^ Lubliner, Jacob (2008). Plasticity Theory (Revised Edition) (PDF). Dover Publications. ISBN 0486462900.
    9. ^ In making a modern adjustment of the second law for (some of) the effects of relativity, m would be treated as the relativistic mass, producing the relativistic expression for momentum, and the third law might be modified if possible to allow for the finite signal propagation speed between distant interacting particles.
    10. ^ Walter Lewin (September 20, 1999). Newton’s First, Second, and Third Laws. MIT Course 8.01: Classical Mechanics, Lecture 6 (ogg) (videotape) (dalam bahasa English). Cambridge, MA USA: MIT OCW. Berlangsung pada 0:00–6:53. Diakses tanggal December 23, 2010.
    11. ^ Isaac Newton, The Principia, A new translation by I.B. Cohen and A. Whitman, University of California press, Berkeley 1999.
    12. ^ LewinNewton’s First, Second, and Third Laws, Lecture 6. (6:53–11:06)
    13. ^ a b Plastino, Angel R. (1992). "On the use and abuse of Newton's second law for variable mass problems". Celestial Mechanics and Dynamical Astronomy. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. 53 (3): 227–232. Bibcode:1992CeMDA..53..227Pdoi:10.1007/BF00052611ISSN 0923-2958. "We may conclude emphasizing that Newton's second law is valid for constant mass only. When the mass varies due to accretion or ablation, [an alternate equation explicitly accounting for the changing mass] should be used."
    14. ^ a b Halliday. Physics1. hlm. 199. ISBN 0471037109It is important to note that we cannot derive a general expression for Newton's second law for variable mass systems by treating the mass in F = dP/dt = d(Mv) as a variable. [...] We can use F = dP/dt to analyze variable mass systems only if we apply it to an entire system of constant masshaving parts among which there is an interchange of mass. [Emphasis as in the original]
    15. ^ a b Kleppner, Daniel (1973). An Introduction to Mechanics. McGraw-Hill. hlm. 133–134. ISBN 0070350485Recall that F = dP/dt was established for a system composed of a certain set of particles[. ... I]t is essential to deal with the same set of particles throughout the time interval[. ...] Consequently, the mass of the system can not change during the time of interest.
    16. ^ Hannah, J, Hillier, M J, Applied Mechanics, p221, Pitman Paperbacks, 1971
    17. ^ Raymond A. Serway, Jerry S. Faughn (2006). College Physics. Pacific Grove CA: Thompson-Brooks/Cole. hlm. 161. ISBN 0534997244.
    18. ^ WJ Stronge (2004). Impact mechanics. Cambridge UK: Cambridge University Press. hlm. 12 ff. ISBN 0521602890.
    19. ^ LewinNewton’s First, Second, and Third Laws, Lecture 6. (14:11–16:00)
    20. ^ C Hellingman (1992). "Newton's third law revisited". Phys. Educ27 (2): 112–115. Bibcode:1992PhyEd..27..112Hdoi:10.1088/0031-9120/27/2/011.
    21. ^ Newton, Principia, Corollary III to the laws of motion

    Bacaan lanjut



  • Copyright © - Nisekoi - All Right Reserved

    physics for junior high school Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan